Niat mandi bersih setelah haid – Pada Umumnya, menstruasi (haid) pertama kali terjadi pada anak perempuan dengan usia antara 12 dan 14 tahun. Akan tetapi, kondisi tubuh setiap orang bisa saja berbeda-beda dan membuat datangnya haid pun ikut berbeda. waktunya. Banyak juga anak perempuan yang mulai haid pada usia mereka 8 tahun sampai 16 tahun.

Menstruasi atau haid ialah periode bulanan yang lazim dialami oleh setiap wanita dewasa. Hal ini juga sering disebut sebahai proses pelepasan bulanan lapisan rahim wanita. Dibawah ini ialah doa dan tata cara mandi wajib sesudah haid yang diambil dari laman muslimah.or.id.

Niat dan Cara Mandi Bersih Setelah Selesai Haid

Haid ialah salah satu najis yang menghalangi perempuan untuk bisa melaksanakan ibadah sholat dan puasa, oleh karena itu sesudah selesai haid maka haruslah bersuci dengan benar.

Supaya ibadah kita diterima sempurna Allah SWT, maka saat melakukan salah satu dari ajaran islam ini, kita harus melakukannya sesuai ajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Nabi SAW sudah menyebutkan bagaimana cara mandi selesai haid pada hadits yang diriwayatkan oleh Muslim. Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bahwa Asma’ binti Syakal Radhiyallahu ‘Anha bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang mandi haidh, maka beliau bersabda:

تَأْخُذُإِحْدَا كُنَّ مَائَهَا وَسِدْرَهَا فَتََطَهَّرُ فَتُحْسِنُ الطُّهُورَ أوْ تَبْلِغُ فِي الطُّهُورِ ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتَدْلُكُُهُ دَلْكًا شَدِ يْدًا حَتََّى تَبْلِغَ شُؤُونَ رَأْسِهَا ثُمَّ تَصُبُّ عَلَيْهَا المَاءَ ثُمَّ تَأْخُذُ فِرْصَةً مُمَسَّكَةً فَتَطْهُرُ بِهَا قَالَتْ أسْمَاءُ كَيْفَ أتََطَهَّرُبِهَا قَالَ سُبْحَانَ الله ِتَطَهُّرِي بِهَا قَالَتْْ عَائِشَةُ كَأنَّهَا تُخْفِي ذَلِكَ تَتَبَّعِي بِهَا أثَرَالدَّمِ

“Salah seorang di antara kalian (wanita) mengambil air dan sidrahnya (daun pohon bidara, atau boleh juga digunakan pengganti sidr seperti: sabun dan semacamnya-pent) kemudian dia bersuci dan membaguskan bersucinya, kemudian dia menuangkan air di atas kepalanya lalu menggosok-gosokkannya dengan kuat sehingga air sampai pada kulit kepalanya, kemudian dia menyiramkan air ke seluruh badannya, lalu mengambil sepotong kain atau kapas yang diberi minyak wangi kasturi, kemudian dia bersuci dengannya. Maka Asma’ berkata: “Bagaimana aku bersuci dengannya?” Beliau bersabda: “Maha Suci Allah” maka ‘Aisyah berkata kepada Asma’: “Engkau mengikuti (mengusap) bekas darah (dengan kain/kapas itu).”

Tata Cara Mandi Junub Untuk Wanita

Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, beliau berkata:

كُنَّاإِذَأَصَابَتْ إِحْدَانَاجَنَابَةٌأَخَذَتْ بِيَدَيْهَاثَلَاثًافَوْقَ رَأْسَهَا ثُمَََّ تَأْخُذُ بِيَدِهَا عَلَى شِقِّهَاالْأيَْمَنِ وَبِيَدِهَااْلأُخْرَى عََََلَى شِقِّهَااْلأ يْسَرِ

“Kami ( istri-istri Nabi) apabila salah seorang diantara kami junub, maka dia mengambil (air) dengan kedua telapak tangannya tiga kali lalu menyiramkannya di atas kepalanya, kemudian dia mengambil air dengan satu tangannya lalu menyiramkannya ke bagian tubuh kanan dan dengan tangannya yang lain ke bagian tubuh yang kiri.” (Hadits Shahih riwayat Bukhari: 277 dan Abu Dawud: 253)

Untuk diketahui, wanita tidak wajib untuk menguraikan (melepaskan) jalinan rambutnya saat melakukan mandi karena junub, yang berdasar pada hadits berikut:

Dari Ummu Salamah Radhiyallahu ‘Anha berkata:

قُاْتُ ياَرَسُولَ اللهِ إِنِّي امْرَأَةٌ أَشُدُّ ضَفْرَرَأْسِي أَفَأَنْقُضُهُ لِغُسْلِ الْجَنَابَةِ؟ قَالَ:لاَإِنَّمَايَكْفِيْكِ أَنْ تَحْثِيْنَ عَلَى رَأْسِكِ ثَلاَثَ حَثَيَاتٍ مِنْ مَاءٍثُمََّ تُفِيْضِيْنَ عَلَى سَائِرِ جَسَادِكِ الماَءَ فَتَطْهُرِيْن

Aku (Ummu Salamah) berkata: “Wahai Rasulullah, aku adalah seorang wanita, aku menguatkan jalinan rambutku, maka apakah aku harus menguraikannya untuk mandi karena junub?” Beliau bersabda: “Tidak, cukup bagimu menuangkan air ke atas kepalamu tiga kali kemudian engkau mengguyurkan air ke badanmu, kemudian engkau bersuci.” (Hadits Shahih riwayat Muslim, Abu Dawud: 251, an-Nasaai: 1/131, Tirmidzi:1/176, hadits: 105 dan dia berkata: “Hadits Hasan shahih,” Ibnu Majah: 603)

Untuk lebih ringkasnya mengenai mandi junub untuk wanita ialah:

• Membaca Basmallah niat mandi wajib

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ مِنَ الحَيْضِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

“Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari minal minal haidhii Fardhan lillaahi ta’aalaa.”
Artinya: “Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar sebab haid karena Allah SWT”.

• Mengambil air, lalu melakukan wudhu dan menyempurnakan wudhu’nya (mulai dengan bagian badan yang kanan).
• Siramkan air ke atas kepala sebanyak 3 kali.
• Gosoklah kepala sampai air membasahi pangkal rambutnya.
• Guyurkanlah air ke seluruh badan, mulai pada bagian sebelah kanan lalu ke bagian kiri.
• Tidaklah wajib untuk membuka jalinan (ikatan) rambut saat mandi haid.

Tata cara mandi junub yang disebutkan diatas itu tidaklah wajib, namun dianjurkan karena diambil dari beberapa hadits-hadits Rasululllah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Jika seorang wanita mengurangi tata cara mandi sebagaimana yang disebutkan diatas, namun dengan syarat air sudah membasahi (menyiram) seluruh tubuhnya, maka hal itu sudah cukup. Wallahu A’lam bish-shawab.