Kualitas hidup untuk seseorang yang kegemukan atau obesitas bisa berkurang karena bisa memicu banyak penyakit membahayakan, seperti diabetes mellitus, penyakit jantung, stroke, sampai kanker. Oleh karena itu, kegemukan atau obesitas tidak bisa diremehkan.
Salah satu kiat yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengantisipasi obesitas ialah dengan tahu status gizi seseorang apakah terindikasi kedalam kategori sehat atau tidak.
Berikut ialah 3 Cara Mengukur Obesitas Atau Tidak yang dilansir dari situs health.kompas.com.
Terkait: Nyobain Rawon Setan di Surabaya yang bikin nagih
1. Indeks massa tubuh (IMT) atau body mass index (BMI)
IMT ialah indikator umum yang umum dipakai untuk mengklasifikasikan ukuran berat badan yang ideal.
Melalui metode penghitungan IMT ini seseorang bisa mendapatkan informasi mendasar dasar mengenai berat badan ideal atau tidak ideal. Angka yang didapat dari hasil penghitungan IMT dapat dijadikan tanda peringatan untuk menghindari bahaya penyakit yang ada akibat obesitas.
Dibawah ini ialah cara menghitung IMT:
IMT = berat badan dalam satuan kg/(tinggi badan dalam satuan meter)² Klasifikasi IMT menurut Permenkes RI No. 41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang, ialah sebagai berikut:
BB kurang: <18,5 Normal: 18,5 – 25 Gemuk (overweight): >25-27
Obesitas: >27
Sedangkan, untuk klasifikasi IMT berdasarkan Asia Pasifik (2000) ialah:
BB kurang: < 18,5 (risiko penyakit rendah) Normal: 18,5 – 22,9 (risiko penyakit rara-rata) BB lebih: >23 (risiko penyakit meningkat)
Pre-obese: 23-24,9 (risiko penyakit meningkat)
Obese derajat 1: 25-29,9 (risiko penyakit sedang)
Obese derajat 2 : > 30 (risiko penyakit berat)
Jadi, contohnya seseorang yang punya berat badan 76 kg dan tinggi badan 158 cm, besar IMT-nya ialah 76 dibagi (1,58×1,58)= 30,4.
Karena punya IMT lebih dari 30, maka orang tersebut bisa dikategorikan sudah kondisi obesitas.
2. Memakai rumus Broca
Cara menghitung berat badan ideal dengan berdasarkan jenis kelamin ialah memakai rumus Broca sudah lama dipakai. Cara memakai rumus yang ditemukan oleh Pierre Paul Broca ini sangat mudah dilakukan.
Bila berusia ≥ 40 tahun, maka bisa menggunakan rumus ini: Berat badan normal= (tinggi badan dalam satuan cm – 100)
Dengan demikian, misalnya kamu punya tinggi badan 170 cm, maka ukuran BB yang ideal untuk kamu sesuai dengan rumus Broca adalah 70 – 9 = 61 kg.
Sementara, bila usia kamu < 40 tahun, maka rumus yang bisa dipakai ialah:
Berat badan normal= (tinggi badan dalam satuan cm – 100) – 10 persen (tinggi badan dalam satuan cm – 100)
Contohnya, bila kamu punya tinggi badan 180 cm, maka BB normal untuk kamu yang sesuai dengan rumus Broca adalah 80 – 7 = 73 kg.
3. Ukuran rasio lingkar pinggang (waist) dan panggul (hip)
Untuk mengukur rasio lingkar pinggang dan pinggul yang bisa dilakukan untuk menentukan tingkat obesitas.
Caranya ialah dengan cara mengukur terlebih dulu lingkar pinggang (cm) dan lingkar panggul (cm).
Nilai yang dihasilkan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam rumus berikut:
W/H ratio: lingkar pinggang/lingkar pinggul
W/H ratio pria:
- 1,0: Risiko penyakit berat
- 0,9-1,0: risiko penyakit sedang
- <0,9: risiko penyakit rendah
W/H ratio wanita:
- 0,85: Risiko penyakit berat
- 0,8-0,85: risiko penyakit sedang
- <0,8: risiko penyakit rendah
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan jika ukuran rasio pinggang dan panggul yang sehat tidak melebihi 0,85 untuk wanita dan maksimal 0,9 untuk pria. Jika melebihi angka tersebut, maka seseorang dapat dikategorikan obesitas.