Bagi banyak masyarakat di Indonesia, brotowali sudah menjadi hal yang banyak digunakan untuk ramuan kesehatan. Di pulau Jawa brotowali mempunyai nama seperti antawali, daun gadel, dan putrawali. Jika di Sunda, brotowali banyak dikenal dengan sebutan andawali. Untuk masyarakat Bali juga dikenal dengan nama antawali.
Tanaman herbal alami ini telah lama banyak dipakai untuk obat berbagai macam penyakit. Brotowali ialah jenis tanaman semak berkayu yang memanjat dengan cara membelit. Biasanya tinggi atau panjang tanaman ini bisa sampai 15 meter.
Kandungan Brotowali
Terkait: Mau Tau Bedanya Coconut Oil dan Virgin Coconut Oil (VCO)?
Menurut penelitian dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Balitbangkes Kemenkes RI, terdapat ada banyak senyawa kimia yang terkandung di dalam tanaman brotowali.
Pada keseluruhan bagian tanaman brotowali antara lain terdapat kandungan senyawa berikut:
- Arabinogalaktan
- Alkaloid kuatener
- N-asetilnornusiferin
- N-fotmil-annonain
- N-formil-ornusiferin
- Alkaloid berberin (hanya pada akar)
- Zat pahit kolombin (2,22 persen)
- Sedikit alkaloid (tinosporina, tinosporidina),
- N-feruloiltriptamina dan sekoisolarisiresinol)
- Glikosida (pikroretin dan berberina)
- Flavonoid (apigenin O-glikosida, palmatin, dan pikroretosida)
- Terpenoid (tinosporid, tinosporasid, kordifoliosid A, B, dan C, tinokordifoliosid dan tinokordifolin
- Lignin Steroid (giloinsterol, β-sitosterol, dan 20-α-hidroksi ekdison)
Manfaat brotowali untuk kesehatan
Dengan kandungan bahan kimianya, batang brotowali banyak juga dimanfaatkan untuk mengobati berbagai masalah seperti berikut:
- Diare Demam
- Gula darah tinggi atau diabetes
- Gangguan lambung, seperti tukak lambung dan penambah nafsu makan
- Obat cacingan pada anak
Meringankan sakit pinggang
Batang brotowali juga bisa digunakan untuk pengobatan penyakit kuning serta sebagai obat oles atau plester yang berguna untuk meringankan sakit pinggang.
Dari hasil penelitian menyatakan bila efek antihiperglikemik brotowali tidak terganggu oleh serapan glukosa di intestinal maupun serapan gula ke sel perifer, seperti diambil dari kompas.com.
Efek antihiperglikemik kemungkinan berkaitan dengan stimulasi pelepasan insulin melalui modulasi konsentrasi Ca pada sel beta. Dan di penelitian lainnya ditemuka jika brotowali punya efek untuk menambah nafsu makan, dan sebagai pembanding digunakan obat standar megestrol acetate.
Cycloeudalenol dan cycloeucalenone yang terkandung pada batang brotowali dinyatakan memiliki efek kardiotonik.
Saran Untuk Gangguan Ginjal
Sementara itu pada uji toksitas akut dari esktrak brotowali yang dilakukan pada tikus, menunjukkan jika ekstrak dengan dosis tertinggi 4 g/kg berat badan yang diberikan tidak ditemukan adanya gejala toksisitas.
Dari hasil uji toksisitas kronik pada tikus tersebut, diketahui jika ekstrak brotowali berpotensi toksik untuk fungsi hati dan ginjal dan disarankan untuk penderita gangguan ginjal untuk menghindari pemakaian dengan pada dosis tinggi dan waktu yang lama.