Kebiasaan untuk meniup makanan panas banyak dilakukan sebelum memakannya. Ditinjau dari sisi kesehatan apakah benar jika meniup makanan panas bisa membahayakan kesehatan?
Untuk makan makanan utama memang paling sedap jika dalam keadaan tidak terlalu panas, tetapi sering kali makanan disajikan ketika baru matang dan terlalu panas. Tentunya hal ini bisa membuat banyak orang langsung meniupnya supaya makanan cepat dingin untuk dimakan.
Kebiasaan meniup makanan
Terkait: Ide Jualan Makanan Rumahan Dengan Modal Minim
Kebiasaan meniup makanan ini juga banyak dilakukan oleh orang tua ketika menyuapi anaknya. tidak jarang orang tua memasukkan makanan untuk disuap ke anaknya ke mulut dulu sebelum akhirnya memberikannya kepada anak mereka.
Lalu dari sisi kesehatan, apakah kebiasaan ini bahaya? seperti dilansir detikfood, ternyata kebiasaan meniup makanan panas sangat tidak disarankan.
Waktu menghembuskan nafas, tubuh akan melepaskan karbon dioksida (CO2) dan air. CO2 ialah gas limbah yang diproduksi sebagai hasil metabolisme sel yang ada di dalam tubuh.
Dengan logika sederhana, praktik meniup makanan sama saja dengan menambahkan gas limbah sisa pernapasan langsung ke makanan. Hal ini tidak memberikan bahaya secara langsung, akan tetapi tetap ada dampaknya.
Karena meniup makanan ini kamu tidak akan keracunan. Keadaan serius seperti asidosis bisa terjadi waktu kelebihan kadar CO2 ekstrem. Jadi cuma mitos saja jika ada yang mengucapkan jika meniup makanan dapat menyebabkan kematian.
Penelitian mengenai meniup makanan panas
Media (makanan) yang ditiup punya 8 kali lebih banyak mikroorganisme jika dibanding media yang didiamkan saja pada sebuah penelitian.
Ini berarti jika kamu sedang mendapatkan makanan yang panas, maka disarankan lebih baik untuk menunggu sebentar saja sampai makanan tidak terlalu panas dan bisa dinikmati. Menunggu sebentar lebih baik jika dibandingkan meniupnya supaya cepat dingin.