“Besok mau ngapain Mik?” “Ada rencana gak?” kata pak Megan. “nggak tau pak, emangnya kenapa?” sambil mikir besok mau ngapain. “Ayo kita naik kereta!” “hah? Ngapain?” sambil mikir, ngapain naik kereta. Apalagi di Cina, pasti ribet. Petunjuknya arahnya pasti bahasa Mandarin semua. Kalo nanya orang juga pasti gak ada yang ngerti.
“Iya kita naik kereta cepat Maglev dari Shangai ke Pudong Airport!” Kata pak Megan lagi.
“iya deh pak” saya mengiyakan. Sambil mikir besok mau kemana kebetulan dikasih libur. Pengennya Cuma jalan-jalan aja, foto-foto terus cari tempat yang nyaman buat nongki-nongki sambil wifian vidcall sama istriku tercinta. Kalo harus nemenin pak Megan, rada males kayanya. Apalagi kalo nantinya ga sesuai dengan apa yang saya bayangkan.
Naik kereta, hmm. Iya deh…
Nggak pernah kebayang sebelumnya bisa nyobain naik Kereta Cepat Maglev di Shanghai. Sebelumnya cuma denger-denger aja kalo di Shanghai, China ada kereta cepat yang bisa mengantarkan kamu dari Longyang Road ke Bandara Pudong.
Naik taksi ke Stasiun Kereta Longyang Street
Kebetulan kita berada di The Bund, o iya nggak tau kenapa di sini itu susah banget cari taksi. Apa kita nya nggak ngerti dimana tempat yang resmi nyetop taksi atau emang mereka yang nggak mau berhenti.
Kalo kamu punya applikasi translator, maka akan banyak ngebantu. Atau siapkan aja screen shot, brosur atau apapun yang bisa ngebantu kamu untuk sampe ke tujuan. Soalnya setelah beberapa kali kita mencoba nyetop taksi, ga ada yang mau berhenti. Sekalinya ada yang mau, nggak ngerti kita mau kemana. Hadeeeehhhh…
“Train station? Maglev?” saya langsung tanya aja ke supir taksi. “ok!” Wah tumben dia ngerti. Langsung lah kita berempat naik taksi ke stasiun kereta Maglev di Shanghai. Emang rada was-was juga sih sebenernya, takutnya rute nya diputer dan akhirnya bayar taksinya jadi mahal. Tapi biarin aja deh, rame-rame ini, pikir saya.
Kurang lebih perjalanan dari The Bund, Shanghai ke stasiun kereta Maglev di Longyang Road memakan waktu sekitar 20 menitan.
Di perjalanan saya bisa melihat betapa pesatnya pembangunan di Kota Shanghai, China. Gedung tinggi perkantoran, Mal dan Apartemen menjulang setinggi langit. Selain gedung lama terlihat juga pembangunan gedung-gedung baru yang pesat. Nggak tahu berapa banyaknya.
Taman-taman di jalan terlihat bersih, sungai-sungai juga terlihat bersih dan tertata rapih. Shanghai memang sudah sangat maju dan modern, sudah bisa dijajarkan dengan kota-kota maju di dunia lainnya seperti Newyork, Paris, Singapura, Tokyo dan lainnya. Jakarta? Masih jaaaaauuuuuhhhh banget! (sori ya, emang begitu kenyataannya :v)
Setelah terpana dengan suasana kota Shanghai, sampailah kita di stasiun kereta di jalan Longyang. Setelah bertanya ke petugas kereta, maka kita sampai di tiket booth untuk membeli tiket kereta Maglev.
Kereta ini terpadu dengan jaringan kereta metro shanghai, atau kereta bawah tanah. Jadi kalau kamu berencana ke Shanghai dari Indonesia, maka kamu bisa naik kereta Maglev dari Pudong airport, kemudian transfer menggunakan kereta metro ke ke tempat tujuan kamu.
Harga tiket Kereta Maglev di Shanghai
Untuk harga tiket one way Kereta Maglev ialah 50 Yuan (Rp. 105800) atau 40 (Rp. 85000) Yuan jika kamu punya tiket pesawat ke atau dari Bandara Pudong. Jika kamu hanya ingin menikmati kereta cepat Maglev, maka beli lah tiket round trip seharga 80 Yuan (Rp. 170000). Harga tiket ini merupakan harga tiket tahun 2018/2019 yaa.. dan bisa berubah sewaktu-waktu.
Setelah menunggu sekitar 15 menitan, datang lah kereta Maglev yang di tunggu-tunggu. Maklum, namanya nggak pernah ngeliat kereta cepat maka begitu dateng tu kereta langsung keluar deh HP buat selfie-selfie!
Terdapat 2 kereta cepat yang bolak balik dari Stasiun Longyang ke Pudong Airport, sepertinya memang kereta ini dikhususkan sebagai transportasi menuju dan dari airport kemudian penumpang bisa transit dengan naik kereta metro yang menjangkau seluruh kota Shanghai.
Interior kereta Maglev yang bersih
Di dalam kereta saya langsung mencari tempat yang pas buat melihat dan merasakan gimana rasanya naik kereta maglev dengan kecepatan mencapai 300 km/jam itu. Pastinya kursi dekat jendela menjadi incaran. Jangan sungkan, biasanya bukan hanya kamu yang pertama kai naik kereta cepat ini. Jadinya kalo kelihatan agak “norak’ milih-milih kursi cuek aja.
Kereta maglev ini sangat bersih dan didalam gerbong yang ber AC itu terdapat penyimpanan bagasi /lugage buat kamu yang membawa barang bawaan ke airport. Mata saya menuju indikator kecepatan dan juga jendela kereta yang mulai melaju.
Perlahan tapi pasti akhirnya kereta melaju dikecepatan rata-rata 305 km/jam, rasanya seperti naik formula 1 kali ya walaupun saya belum pernah merasakannya. Pemandangan dijendela seperti berlalu sangat cepat, wush..wush..wush.. semuanya serba samar-samar. Hanya gedung dan pohon-pohon yang terletak jauh yang terlihat jelas.
Setelah kurang lebih 15 menit lalu sampailah di Bandara Pudong, sangat cepat sekali. Setelah keluar, kamu bisa jalan-jalan di bandara megah ini sekedar foto-foto atau juga bisa makan siang dan belanja sebelum kembali lagi naik kereta cepat menuju kembali ke Longyang street.
Memang tujuan naik kereta ini Cuma sebagai pengalaman naik kereta cepat yang belum ada di ndonesia dan nggak tau kapan bisa ada terwujud. di Indonesia, siapa tau pemerintah bisa membangunnya dekat-dekat ini. Aamiin…
Baca Juga : Siapin Kaki dan Stamina Kamu Kalo Wisata Ke Tembok China